Wahai orang beriman!. jangan pernah katakan " Ya Allah sesunggunhya Masalah ini sangat besar ". Tapi katakanlah, " Masalah sesunggunhya Allah itu Maha Besar "

Google Search

Selasa, 21 Februari 2012

Bediuzzaman Said Nursi


Bediuzzaman Said Nursi



Bediuzzaman Said Nursi atau singkatnya Said Nursi adalah bintang intelektual muslim yang berpengaruh di dunia muslim khususnya di Turki selama periode akhir Tanzhimat (Reformasi di era Khilafah Utsmaniyah), era partai tunggal CHP (Cumhuriyet Halk Partisi) pimpinan Mustafa Kamal hingga mulai berhembusnya nafas kebebasan tahun 1950-an. Lebih dari itu, beliau berpengaruh hingga kini terhadap kehidupan intelektual dan keberagamaan di dunia muslim, itu semua berkat mahakaryanya Risalah An-Nur, empat volume buku yang oleh, Dr Turner, muallaf Inggris, sebagai tafsir Laa Ilaaha Illa Allah paling lengkap.
Said Nursi dilahirkan di desa pegunungan di Timur Turki (Anatolia) tepatnya di provinsi Bitlis. Said nama pemberian ayahnya sedangkan Nursi merujuk pada desa kelahirannya Nurs. Adapun Bediuzzaman adalah gelar yang diberikan masyarakat kepadanya karena kapasitas intelektualnya yang luar biasa sedari remaja. Bediuzzaman sendiri berarti keajaiban zaman. Hal ini dikarenakan Said Nursi remaja telah menguasai berbagai macam keilmuan Islam bahkan melebihi apa yang dikuasai para tokoh agama senior. Bahkan, Said Nursi mampu menjawab berbagai pertanyaan apapun, sesulit apapun yang diajukan oleh berbagai ulama. Itu diakui oleh ulama-ulama di Istanbul ketika Said Nursi pertama kali datang kesana.Sejak di Istanbul itulah beliau mulai dikenal secara nasional.
Sebagai seorang ulama dan pemikir Said Nursi melakukan perjuangan intelektual. Said Nursi melihat kekafiran modern berakar dari sains dan filsafat, bukan dari kebodohan sebagaimana dikemukakan oleh orang-orang sebelum dia. Said Nursi memang hidup di zaman ketika materialisme dan naturalisme (evolusionisme) Eropa menggerogoti sendi-sendi khilafah dan umat Islam. Umat Islam terperosok ke dalam jurang yang dalam tanpa dapat menolong dirinya sendiri. Said Nursi meyakini bahwa yang bisa menyelamatkan umat Islam adalah kembali kepada Al-Quran.
Al-Quran bagi Said Nursi adalah senjata yang ampuh yang akan mengembalikan kemuliaan dan keagungan umat Islam. Maka mulailah, pada periode Said Baru (pasca periode Said Lama dimana ia terjun di dunia politik praktis di pusaran Istanbul dan Ankara), ia mendedah Al-Quran dan menghasilkan Risalah An-Nur yang menakjubkan.
Risalah An-Nur sendiri adalah keajaiban Al-Quran. Ketika Islam dan umat Islam di Turki dihinakan sedemikian rupa, (Bahkan adzan pun dilafalkan dalam bahasa Turki, aturan ini dicabut tahun 1950). Risalah An-Nur justru tampil memulia-kannya dan membela kehormatannya. Kitab empat volume yang mencapai 5000 halaman ini ditulis dalam rentang tiga dekade pasca Mustafa Kamal mulai memusuhi Said Nursi. Sejak saat itu Said Nursi ditangkap dan ditahan. Ia berpindah-pindah dari satu penjara ke penjara lainnya, dari satu pembuangan ke pembuangan lainnya. Said Nursi mengalami kesendirian dalam pengasingan berbulan-bulan dalam dinginnya pegunungan Barla, penjara Denizli, Eskisehir, Denizli dan Afyon. Selama masa itulah Risalah An-Nur ditulis dalam segala penderitaan dan kepedihan Said Nursi menjalani siksaan demi siksaan.
Risalah An-Nur mencakup spektrum yang luas: Tauhid, Keajaiban Al-Quran, argumentasi-argumentasi yang brilian bagaimana membuktikan keimanan dan penciptaan serta penyakit-penyakit umat manusia dan obatnya. Sekali lagi itu ditujukan untuk merobohkan materialisme. Sementara Risalah An-Nur juga berbicara aspek Islam yang luas lainnya untuk memberikan harapan-harapan kepada murid-muridnya di seantero Turki. Risalah An-Nur tidak ditulis sekaligus secara utuh, melainkan ditulis bagian per bagian baik pada Al-Kalimat (The Words), Al-Maktubat (The Letters), Asy-Sya-a-at (The Rays) dan Al-Lama'at (The Flashes). Risalah An-Nur diselundupkan (dari penjara atau pembuangan) dan disebarkan dari tangan ke tangan, dari murid Said Nursi kepada masyarakat luas, dari satu kota ke kota lain. Keseluruhan Risalah An-Nur ditulis tangan dan disebarkan dengan cara disalin dengan tulisan tangan kembali untuk dibaca ulang dan disebarkan kembali. Begitu dan begitu hingga Risalah An-Nur bisa dicetak tahun 1950-an. Itu pun baru sebagian kecil. Oleh karena itulah penyalin dan pembaca Risalah An-Nur dikenal sebagai murid-murid Risalah An-Nur (The Students of Risale-i Nur). Anehnya, begitu bencinya pemerintahan CHP kepada Said Nursi hingga melarang penyebaran Risalah An-Nur. Teror pihak keamanan juga mengancam murid-murid Risalah An-Nur. Sudah terjadi ribuan sidang yang memperkarakan kasus ini.
Besarnya tekanan terhadap Said Nursi dan murid-muridnya justru membuat Risalah An-Nur justru makin berkibar, ia makin dicintai oleh manusia yang mencintai keimanannya. Islam memang tertindas dan jadi terasing di Turki, yang pernah menjadi jantung khilafah. Tapi Islam dan Al-Quran justru tetap hidup menjaga keimanan bangsa Turki khususnya dan umat Islam secara keseluruhan. Bisa dipastikan bahwa berbagai gerakan pemikiran keagamaan di Turki dipengaruhi Risalah An-Nur. Termasuk tokoh sekaliber Fethullah Gülen dan terakhir Harun Yahya sangat dipengaruhi pemikiran Said Nursi dan Risalah An-Nur-nya. Bahkan Harun Yahya mengakui Said Nursi sebagai guru spiritualnya (meskipun tidak pernah bertemu), lebih dari 250 buku karya Harun Yahya adalah perluasan, penafsiran dan penjelasan lebih terperinci dari Risalah An-Nur yang memiliki bobot bahasa dan kandungan isinya yang berat. Sehingga mesti dibaca dengan penuh perhatian.
Usia Said Nursi memang panjang hingga 85 tahun. Yang mengagumkan adalah perjuangannya yang tidak pernah berhenti. Di akhir hayatnya ia masih mengunjungi berbagai kota untuk bertemu murid-muridnya dalam keadaan kondisi fisik yang buruk. Said Nursi meninggal pada 23 Maret 1960 bertepatan dengan 25 Ramadhan 1379 di Urfa. Pemakamannya dihadiri puluhan ribu umat. Tiga bulan kemudian makamnya dibongkar oleh junta militer yang baru mengkudeta pemerintahan Adnan Menderes (yang banyak memberi kebebasan pada Said Nursi namun tidak berdaya menghadapi serangan kelompok sekuler) dan dimakamkan kembali di tempat yang tidak diketahui hingga kini

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More